Apa itu Hipernim dan Hiponim? 

Seorang siswa sedang belajar soal UTBK Bahasa Indonesia menggunakan laptop dan mencatat di buku, menggambarkan persiapan memahami konsep hipernim dan hiponim.

Pernah nggak sih kamu berpikir, kenapa kata “buah” bisa mencakup apel, pisang, anggur, atau melon? Padahal semuanya berbeda jenis, rasa, dan bentuk. Nah, ini bukan sekadar soal nama, tapi ada ilmu linguistik di baliknya, yaitu tentang hipernim dan hiponim. Memahami hipernim dan hiponim penting untuk mengenali struktur makna dalam bahasa—dan juga sering muncul dalam soal UTBK.

Apa Itu Hipernim dalam Bahasa?

Hipernim, atau yang biasa disebut kata umum, adalah kata yang memiliki makna luas dan dapat mencakup banyak kata lain yang lebih spesifik. Dalam hubungan makna antar kata, hipernim menempati posisi yang lebih tinggi secara semantik, karena mewakili kelompok atau kategori yang lebih besar. 
Contohnya, kata “unggas” adalah hipernim karena mencakup berbagai jenis hewan seperti ayam, bebek, angsa, dan merpati. Semua hewan tersebut adalah anggota dari kelompok unggas. 
Jadi, saat kamu menyebut satu kata umum seperti “unggas”, secara tidak langsung kamu juga mencakup banyak kata yang lebih spesifik di dalamnya. 

Apa Itu Hiponim dan Bagaimana Contohnya?

Hiponim, atau yang biasa disebut disebut kata khusus adalah kata yang memiliki ruang lingkup dan cakupan makna yang lebih sempit. Dalam kajian linguistik kata-kata hiponim adalah kata-kata yang merujuk pada contoh spesifik dari kategori umum yang dijelaskan oleh kata lain, yang disebut hipernim. 

Misalnya: 
Mawar, melati, dan anggrek adalah hiponim dari “bunga” 
Ayam, bebek, dan angsa adalah hiponim dari “unggas” 

Hiponim menunjukkan contoh nyata dari sebuah kategori. Jadi, kata-kata ini memiliki makna yang lebih sempit karena berada di dalam lingkup kata hipernim. 

Hubungan Hipernim dan Hiponim: Struktur Makna Bahasa

Hipernim dan hiponim itu seperti hubungan antara “induk” dan “anak”. Hipernim adalah kategori umum, sedangkan hiponim adalah anggota atau jenis yang termasuk dalam kategori tersebut. Hubungan ini membentuk struktur hierarkis makna dalam bahasa. 
Dengan memahami konsep ini, kamu akan lebih peka terhadap makna kata saat membaca atau menjawab soal Bahasa Indonesia, terutama dalam ujian seperti UTBK yang sering menguji pemahaman semantik dan struktur bahasa. 

Ilustrasi empat jenis unggas—ayam, bebek, angsa, dan merpati—sebagai contoh hiponim dari kata umum “unggas” yang berfungsi sebagai hipernim dalam struktur semantik bahasa. 

Latihan UTBK: Pahami Hipernim dan Hiponim Lebih Cerdas

Udah makin ngerti bedanya hipernim dan hiponim, kan? Nah, biar pemahamanmu makin mantap, sekarang waktunya kamu latihan soal UTBK dengan cara yang lebih efektif! 
Naiju — platform digital edukasi yang dirancang khusus untuk persiapan Try Out Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK)

Naiju Membantu Kamu Untuk: 
Membuat soal ujian otomatis sesuai standar UTBK 
Menyediakan sistem try out berbasis komputer, baik online ke server pusat atau offline tanpa internet 
Memberikan hasil evaluasi mendalam untuk mengetahui kekuatan & kelemahan siswa secara detail 
Cocok digunakan oleh murid, sekolah, bimbel, atau lembaga pendidikan yang ingin meningkatkan kualitas ujian  
Bersama Naiju, kamu bisa lakukan evaluasi lebih akurat, latihan soal lebih terstruktur, dan pastinya sesuai sistem UTBK terbaru!  

Siap tingkatkan hasil UTBK kamu?  
Hubungi tim kami untuk demo gratis dan informasi lebih lengkap! 
Shape 
Referensi: 
Evizariza, M. (2024). Pengantar Ilmu Linguistik dari Fonologi hingga Pragmatis: Buku Referensi

Kumparan.com. (2023, 04 Mei). Pengertian Hipernim dan Perbedaannya dengan Hiponim dalam KBBI. Diakses pada 04 Juni 2025 dari https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-hipernim-dan-perbedaannya-dengan-hiponim-dalam-kbbi-20L1Z9cvaMJ/full  

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top